Pasti anda pernah menemukan bahwa jajanan favorit anda semakin mengecil tetapi dengan harga yang sama dari dulu hingga saat ini, tindakan ini disebut dengan Shrinkflation.
Inflasi menjadi hal yang menakutkan bagi para pengusaha dan terkadang menjadi batu sandungan dalam pengelolaan usaha. Pengusaha jadi harus bersiap menghadapi penurunan pendapatan.
Oleh karena itu, seorang wirausaha memerlukan strategi yang tepat untuk mengatasi ancaman inflasi. Salah satu strategi yang diterapkan adalah Shrinkflation.
Lalu apa itu Shrinkflation? Simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Shrinkflation
Istilah Shrinkflation awalnya diciptakan oleh ekonom Inggris Pippa Malmgren, di mana “Shrink” dikaitkan dengan perubahan produk. Sedangkan kata “flation” mengacu pada kenaikan tingkat harga (inflasi).
Oleh karena itu, secara sederhana, shrinkflation merupakan strategi bisnis berupa penyusutan jumlah produksi agar dapat dijual dengan harga tetap meskipun terjadi inflasi.
Maka tak heran jika Anda menemukan jajanan yang ukurannya cenderung lebih kecil dibandingkan ukuran saat pertama kali membelinya
Meski demikian, tidak sedikit pula pengusaha yang melakukan Shrinkflation dengan tetap menaikkan harga produk. Hal ini biasanya disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku yang signifikan.
Para ahli mengatakan Shrinkflation bukanlah fenomena baru. Pasalnya, penyusutan inflasi merupakan langkah penyesuaian untuk memiliki pengelolaan usaha yang lebih baik dan menjaga kelangsungan usaha
Penyebab Shrinkflation
- Biaya Produksi Tinggi
Kenaikan harga bahan baku menjadi penyebab utama Shrinkflation. Meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga bahan baku, komoditas energi dan tenaga kerja akan menyebabkan margin keuntungan produsen menurun.
Kenaikan biaya produksi menjadi faktor utama mengapa pengusaha perlu melakukan shrinkflation. Perlu dipahami bahwa peningkatan biaya produksi terutama dari beberapa aspek terkait akan menurunkan margin keuntungan produsen.
Alhasil perusahaan akan mencari strategi untuk mampu bersaing di pasar dengan cara mengurangi berat, jumlah atau volume produk dengan harga eceran yang sama. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan bagi produsen itu sendiri. Selain itu, sebagian besar konsumen tidak akan menyadari adanya pengurangan kuantitas produk.
Oleh karena itu, melakukan shrinkflation dengan mengurangi volume, berat atau kuantitas produk dengan tetap menjaga harga dan kualitas merupakan pilihan yang tepat. Pasalnya, dengan harga dan kualitas yang tetap, konsumen tidak sadar akan adanya pengurangan
- Permintaan Pasar
Dalam kurva permintaan, terkadang tren dan permintaan produk dapat berubah secara drastis. Hal ini membuat perusahaan perlu membuat strategi baru atau merombak produknya.
Selain itu juga permintaan yang cenderung berubah. Kondisi ini secara tidak langsung akan memaksa produsen untuk melakukan reformulasi terhadap produk yang disediakan. Akhirnya produsen melakukan shrinkflation sebagai solusi menekan biaya produksi. Bagi perusahaan, shrinkflation menjadi solusi untuk menjaga kualitas produk meski dengan melakukan pengurangan.
- Persaingan Pasar
Perusahaan makanan dan minuman ringan pada umumnya sangat kompetitif karena konsumen sendiri dapat menemukan berbagai produk substitusi yang ditawarkan pesaing atau tersedia di pasaran. Oleh karena itu, perusahaan mencari opsi untuk menjaga kepercayaan konsumen dan keuntungannya.
Persaingan memang menjadi bumbu dalam bisnis apapun. Namun persaingan yang semakin ketat dengan semakin banyaknya kompetitor tentunya harus membuat Anda mengambil tindakan.
Dalam hal ini, shrinkflation adalah pilihan yang tepat. Pasalnya, dengan melakukan shrinkflation, seorang pengusaha dapat menekan biaya produksi hingga menjual produk dengan lebih terjangkau untuk mendapatkan lebih banyak konsumen dan keuntungan.