Saat ini keberadaan Artificial Intelligence (AI) atau yang dikenal juga dengan sebutan kecerdasan buatan memberikan banyak manfaat dalam membantu manusia menjalani kehidupannya sehari-har. Tentu dalam berbagai bidang seperti Pendidikan, medis, otomotif hingga bisnis.
Misalnya AI dapat membantu pemilik bisnis dalam membalas pesan pelanggan dengan menggunakan Chatbot yang berbasis AI. Pertanyaan yang sekiranya diperkirakan sering ditanyakan oleh pelanggan akan dijawab oleh AI, sehingga pertanyaan berulang ini dapat teratasi dan manusia dapat memanfaatkan waktu dalam aktivitas lain dalam memaksimalkan bisnisnya. Akan tetapi dibalik manfaat terdapat risiko yang harus diperhatikan. Berikut artikel ini akan membahas mengenai risiko penggunaan Artificiail Intelligence (AI) untuk bisnis yang wajib anda ketahui.
1. Kesalahan
Kesalahan sekecil apapun bisa menjadi risiko terdapap kerusakan besar dan reputasi dari bisnis dan Perusahaan. Itu sebabnya penggunaan AI untuk pemrograman dan pengkodean bisa menimbulkan risiko. Kesalahan dapat mengakibatkan kegagalan seluruh mainframe bisnis Anda, terutama ketika Anda menjalankan bisnis online atau situs web e-commerce. Kesalahan coding atau pemrograman juga cukup merugikan. Jika Anda memiliki sebuah startup, kesalahan seperti itu dapat menyebabkan krisis keuangan yang signifikan.
Selain itu, alat seperti ChatGPT juga memiliki keterbatasan. Misalnya, ChatGPT mengakui bahwa mereka tidak mengetahui kejadian atau informasi terkini karena pelatihan modelnya dihentikan setelah tahun 2021, dan juga dapat menyebarkan informasi palsu.
2. Kerentanan Terhadap Serangan Siber
Serangan siber sangat umum terjadi saat ini. Serangan siber dapat menyebabkan kerugian finansial pada perusahaan dan menimbulkan pertanyaan mengenai kebijakan keamanannya. Ketika sebuah bisnis bergantung pada sistem AI, serangan siber tetap menjadi risiko yang besar.
Peretas online terus-menerus mencari cara untuk menyerang komputer perusahaan dengan malware dan virus. Penjahat dunia maya dapat membatasi kemampuan sistem AI suatu bisnis untuk menembusnya dan mengakses informasi sensitif.
Oleh karena itu, saya menyarankan perusahaan untuk terus memperbarui sistem AI mereka dengan algoritma terkini untuk mengatasi segala jenis serangan siber. Ini adalah salah satu cara untuk menghindari tindakan jahat tersebut.
3. Perilaku Tidak Manusiawi
Meskipun AI secara mengesankan dapat meniru perilaku manusia, AI masih memiliki ruang untuk perbaikan. Terkadang, chatbot yang didukung AI gagal memahami emosi manusia dan memberikan jawaban yang tidak sensitif terhadap pertanyaan pelanggan. Kesan “robot” seperti itu dapat membuat pelanggan marah atau frustasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pelanggan setia. Tidak ada bisnis yang menginginkan hal itu.
AI telah berkembang pesat dalam meniru perilaku manusia selama beberapa tahun terakhir, namun jalan yang harus ditempuh masih panjang untuk menjadikan teknologi ini terdengar lebih manusiawi. Salah satunya adalah dalam hal emosi oleh karena itu AI bisa menimbulkan risiko perilaku tidak manusawi yang bisa mengancam bisnis.