Memulai sebuah toko pakaian memiliki keuntungan yaitu memperkenalkan pelanggan pada beragam pakaian dan aksesoris mutakhir. Namun, membuka butik pakaian menghadapkan pemiliknya pada beberapa risiko industri. Jika risiko-risiko ini tidak dikelola, dampaknya bisa berupa keluarnya perusahaan secara cepat dan tiba-tiba dari industri yang kejam ini. Oleh sebab itu artikel kali ini akan membahas mengenai Risiko mulai membuka toko pakaian yang wajib para pebisnis ketahui.
Manajemen persediaan
Untuk mengoperasikan toko jenis ini, pemilik harus menyediakan persediaan pakaian yang cukup. Ketika pelanggan memasuki toko untuk mencari tas hingga pakaian yang mereka mengharapkan barang dagangan tersedia dalam warna dan ukuran pilihan mereka.
Kegagalan untuk membeli karena persediaan yang tidak cukup mengakibatkan pelanggan tidak puas dan kehilangan penjualan. Di sisi lain, bisnis yang membeli terlalu banyak persediaan mungkin mengalami kerugian besar karena menjual kelebihan pakaian dengan harga diskon.
Risiko kedua dari membeli terlalu banyak persediaan adalah menimbulkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Menyimpan pakaian di gudang yang suhunya dikontrol adalah biaya sensitif terhadap waktu yang dapat dikurangi atau dikelola dengan manajemen inventaris yang tepat.
Analisis Tren
Risiko lain dari bisnis toko pakaian adalah penilaian tren. Tren dalam industri fashion berubah-ubah, selalu berubah, dan sering kali sulit dipahami. Toko yang sukses memanfaatkan tren terkini dan mengetahui kapan tren tersebut sedang menurun.
Satu kesalahan langkah dapat mengakibatkan persediaan berlebihan, melemahkan kredibilitas, dan membingungkan identitas merek toko. Semua kesalahan ini bisa berakibat fatal dalam industri pakaian.
Toko-toko dapat menghindari kesalahan-kesalahan ini dengan mempekerjakan pembeli yang berpengalaman, membeli merek-merek ternama, dan membeli pakaian yang dikomersialkan daripada membeli pakaian-pakaian yang berisiko, avant-garde, dan untung-untungan.
Pemasaran
Toko pakaian mungkin menanggung risiko melalui strategi pemasarannya. Bisnis harus menargetkan audiens yang tepat dan menawarkan item yang sesuai dengan demografi ini. Selain itu, merek harus beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi.
Pada masa resesi, misalnya, perusahaan yang memasok barang-barang mahal harus mengubah lini produknya dengan memasukkan pakaian yang lebih murah. Bisnis pakaian juga harus memasuki pasar dengan ceruk pasar yang jelas. Ukuran mungil dan plus, pakaian hamil, perlengkapan atletik, adalah contoh-contoh yang harus dipertimbangkan ketersediaannya di toko.
Lanskap Bisnis
Sifat industri pakaian secara keseluruhan menimbulkan risiko yang signifikan bagi pemilik bisnis. Persaingan yang ketat merupakan sebuah risiko yang besar. Ketika membuka toko pakaian harus siap bahwa bahwa Anda harus rela bekerja lembur di akhir pekan dan melakukan sejumlah tugas sampingan, seperti membongkar barang dagangan dan mendesain etalase.