Pulau Nias yang terletak di Sumatera Utara memiliki keunikan adat istiadat yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Salah satu tradisi yang paling terkenal daro pulau Nias adalah Fahombo atau lompat batu. Selain budata dan adat istiadatnya yang terkenal, Pulau Nias ternyata mempunyai tempat wisata menarik. Berikut di bawah ini terdapat rekomendasi wisata di pulau nias yang sayang untuk dilewatkan.
Pantai Turetelo
Pantai Tureleto merupakan salah satu destinasi wisata Nias terbaik yang patut Anda kunjungi. Perairan di sekitar pantai ini memiliki kandungan garam yang tinggi sehingga mendapat julukan Laut Mati versi Indonesia. Sama seperti Laut Mati di Timur Tengah, berkat kandungan garamnya yang tinggi, siapa pun yang berenang di sini tidak akan tenggelam meski tanpa menggunakan jaket pelampung.
Tempat wisata di Kepulauan Nias ini menghadap langsung ke perairan Samudera Hindia dan memiliki pemandangan menakjubkan berhiaskan bebatuan karang hitam. Daya tarik pantai Tureloto tidak berhenti sampai disitu saja karena perairan di sekitar destinasi wisata Nias ini juga menawarkan panorama bawah laut yang menakjubkan.
Pantai Gawu Soyo
Terletak di Desa Ombolata, Kecamatan Afulu, Kabupaten Nias Utara, pantai ini menjadi destinasi unggulan karena menawarkan sesuatu yang langka yakni warna pasirnya yang kemerahan. Mungkin Anda pernah mendengar pantai serupa di luar negeri seperti Bahama, Yunani, dan Kepulauan Karibia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa pantai serupa seperti di Lombok dan Pulau Komodo NTT. Salah satunya juga di Pantai Gawu Soyo, Nias Utara.
Nama pantai ini adalah Gawu Sayo yang artinya kemerahan dalam bahasa Indonesia. Pasir merahnya bisa Anda saksikan di sepanjang garis pantai, kurang lebih 1 kilometer. Dengan bersentuhannya air laut yang berwarna kebiruan akan menghasilkan pemandangan yang sangat eksotis.
Desa Bawomataluo
Desa Bawomataluo secara harfiah berarti Bukit Matahari. Desa ini merupakan desa dengan deretan rumah adat tradisional Nias Selatan, Omo Hada.
Omo Hada yang masih utuh terdapat 137 buah Omo Zebua yaitu Rumah Adat Besar atau Rumah Raja yang berada di tengahnya. Rumah-rumah adat tersebut merupakan peninggalan sejarah sekaligus menjadi daya tarik tempat wisata ini.
Selain itu, wisatawan juga bisa melihat batu-batu megalitikum yang masih tertata rapi dan berdiri kokoh, tangga batu yang tersusun saat memasuki desa, bahkan makam para bangsawan. Halaman desa ini terbuat dari batu yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Desa Bawomataluo tidak hanya menampilkan keunikan bangunannya, namun juga terkenal dengan pertunjukan tradisional Fahombo atau Lompat Batu. Ini merupakan tradisi turun temurun di Nias yang sebelumnya dilakukan sebagai pembinaan pemuda Nias
Desa Orahili
Jika Anda pernah berkunjung ke Bawamataluo, sebaiknya jangan langsung pergi. Pasalnya, di dekat Bawamataluo ada satu lagi desa yang wajib Anda kunjungi, khususnya bagi Anda yang menyukai berbagai hal bersejarah.
Desa ini menjadi bukti bahwa Nias merupakan salah satu kawasan megalitik tertua, dan ada pada masa Neolitikum atau 1000 – 1500 tahun sebelum masehi.
Peninggalan megalitik seperti patung manusia, batu pipih, batu yang disusun berdiri tegak dan masih banyak lagi lainnya bisa Anda temukan di sana.
Museum Pusaka Nias
Terletak di Kota Gunung Sitoli. Didirikan pada tahun 1991, Museum Pusaka Nias menyimpan koleksi yang secara universal dapat menggambarkan kekayaan budaya Nias dalam sekali kunjungan. Di sini Anda akan mengenal warisan budaya Nias melalui peninggalan leluhur yang langka seperti ukiran batu, tutup kepala, patung kuno, dan alat musik tradisional.
Tak sampai disitu saja, Anda juga bisa menikmati informasi berupa foto-foto lawas yang menggambarkan Kepulauan Nias pada masa lalu. Anda juga bisa membaca berbagai artikel tentang budaya Nias dari berbagai penerbit dan penulis di perpustakaan. Bagi Anda yang tertarik dengan wisata edukasi, tempat ini wajib dikunjungi.
Museum Pusaka Nias juga memiliki kebun binatang mini yang melestarikan satwa khas Nias, salah satunya Beo Nias. Fasilitas yang disediakan juga sangat lengkap, karena museum ini juga memiliki mini cafe dan ruang pertemuan untuk kebutuhan konvensi.