Egoisme dari Mark Manson: Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat

mark mansion

Dalam dunia yang penuh dengan tuntutan dan ekspektasi, kita sering kali terjebak dalam perasaan harus memenuhi harapan orang lain. Ini adalah salah satu tema utama dalam buku “The Subtle Art of Not Giving a F*ck” karya Mark Manson, yang mengajak pembaca untuk memahami bahwa menjadi egois—dalam arti positif—adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik kita. Manson menekankan bahwa kita tidak harus peduli terhadap segala hal, melainkan harus memilih dengan bijak di mana kita meletakkan perhatian dan energi kita.

Memahami Egoisme

Egoisme dalam konteks yang dibahas oleh Manson tidaklah sama dengan sifat penculikan dan keterasingan dari orang lain. Sebaliknya, egoisme yang dia maksud adalah kesadaran untuk menghargai diri sendiri, dan memahami bahwa tidak apa-apa jika kita menjadikan diri kita sebagai prioritas. Ini bisa diartikan dengan memilih untuk tidak memberi perhatian terhadap hal-hal yang tidak berarti atau tidak memberikan kontribusi positif dalam hidup kita.

Salah satu kutipan terbaik dari buku ini yang menggambarkan pandangan Manson tentang egoisme adalah:

“You can’t be an important and vital person without being a bit egotistical.”

Kutipan ini menegaskan bahwa sedikit egoisme dalam hidup adalah normal dan bahkan diperlukan untuk menciptakan pengaruh dan keberadaan dalam dunia ini. Apakah kita harus terus-menerus mengorbankan kebahagiaan dan kesehatan kita demi memenuhi ekspektasi orang lain?

Menjadi Egois Bukanlah Dosa

Mengadopsi pendekatan egois, dalam arti positif, bukanlah pelanggaran moral. Dalam banyak kasus, ini justru menjadi langkah yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hidup. Mengutamakan diri sendiri bisa terlihat negatif, tetapi jika dilihat dari perspektif kesehatan mental, tindakan ini sering kali memberikan manfaat. Dengan memahami dan memenuhi kebutuhan diri sendiri terlebih dahulu, kita dapat meningkatkan kapasitas kita untuk membantu orang lain secara lebih efektif.

Mark Manson menegaskan:

“Not giving a f*ck does not mean being indifferent; it means being comfortable with being different.”

Kita hidup di dunia yang sering kali mendorong kita untuk mengutamakan orang lain di atas diri kita sendiri. Namun, Manson menunjukkan bahwa dengan mengabaikan kebutuhan pribadi demi orang lain justru dapat mengakibatkan kelelahan, stres, dan ketidakpuasan yang berkepanjangan. Ketika kita merasa lelah dan tertekan, bagaimana kita bisa memberi kepada orang lain dengan tulus dan tanpa pamrih?

Berpikir Kritis tentang Egoisme

Ketika kita merenungkan apa arti menjadi egois, penting untuk memisahkan antara egoisme yang merugikan dan egoisme yang sehat. Egoisme yang sehat melibatkan pengambilan keputusan yang berfokus pada kesejahteraan sendiri dan pengelolaan batasan. Ini berarti mengatakan “tidak” ketika kita merasa terlalu terbebani atau tidak nyaman, tanpa merasa bersalah. Dalam kerangka berpikir ini, egoisme dianggap sebagai tindakan perlindungan diri.

Manson menjelaskan:

“The desire for more positive experience is itself a negative experience. And, paradoxically, the acceptance of one’s negative experience is itself a positive experience.”

Kutipan ini menunjukkan bahwa terkadang, menerima kekurangan dan kesulitan adalah langkah awal untuk mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang akan menyetujui pandangan ini; banyak yang mungkin melihat tindakan egois sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab. Namun, seperti yang dijelaskan Manson, dengan membatasi perhatian kita pada hal-hal yang benar-benar berarti, kita dapat menciptakan hidup yang lebih memuaskan dan memberikan kualitas yang lebih baik kepada orang-orang di sekitar kita.

Mark Manson, dengan gaya penulisannya yang lugas dan provokatif, memberikan perspektif baru tentang egoisme dan pentingnya bersikap bodo amat terhadap hal-hal yang tidak mendukung kualitas hidup kita. Dengan memahami bahwa tidak ada yang salah dengan memprioritaskan diri sendiri, kita dapat mencapai kesehatan mental dan fisik yang lebih baik.

Tentang Mark Manson

Mark Manson adalah seorang penulis dan blogger asal Amerika Serikat yang terkenal dengan gaya penulisan yang realistis dan tajam. Dengan latar belakang di bidang pemasaran dan pengembangan diri, Manson menulis The Subtle Art of Not Giving a F*ck sebagai tanggapan terhadap pandangan yang lebih positif yang sering kali diabaikan. Ia menyadari bahwa banyak orang merasa tertekan oleh tuntutan yang tidak realistis untuk selalu berperilaku positif dan bahagia. Melalui bukunya, Manson mendorong pembaca untuk menerima kenyataan hidup yang kasar dan mengajari mereka bahwa tidak apa-apa untuk bersikap egois demi menjaga kesejahteraan diri sendiri. Buku ini telah menjadi best-seller internasional dan telah menginspirasi jutaan orang untuk mengambil langkah berani menuju kehidupan yang lebih autentik.

Tinggalkan Balasan