Budaya  

Iki Palek, Tradisi Potong Jari Ekstrem dari Papua

Iki Palek
Created by graparinews

Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Salah satunya daerah Papua, yang paling unik dan ektrem adalah iki palek, sebauh tradisi memotong jari saat ada yang meninggal dunia.

Berikut di bawah ini akan membahas mengenai iki palek, tradisi potong jari ekstrem dari papua.

Apa itu Iki Palek?

Iki Palek merupakan tradisi pemotongan ruas jari yang dilakukan suku Dani sebagai simbol kesedihan. Hal ini wajib dilakukan seseorang jika salah satu kerabat dekatnya meninggal dunia, seperti ayah, ibu, kakak laki-laki, dan lain-lain. Banyaknya ruas jari yang terpotong menunjukkan banyaknya keluarga yang meninggalkan. Bagi suku Dani, menangis saja tidak cukup untuk menggambarkan kesedihan, sakitnya jari terpotong dianggap melambangkan hati dan jiwa yang terkoyak karena kehilangan. Pemotongan jari dianggap sebagai doa untuk mencegah terulangnya bencana yang merenggut nyawa keluarga tersebut.

Makna Iki Palek

Tradisi Iki Palek atau Potong Jari dilakukan untuk mengungkapkan kesetiaan dan rasa kehilangan yang mendalam terhadap anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Suku Dani, melakukan tradisi potong jari sebagai bentuk keharmonisan, persatuan dan kekuatan dalam diri seseorang atau suatu keluarga.

Jari dianggap sebagai simbol keharmonisan, persatuan dan kekuatan bagi suku Dani. Dalam suku Dani terdapat kalimat yang berbunyi “wene opakima dapulik welaikarek mekehasik”. Kalimat ini mempunyai makna sebagai simbol hidup bersama dalam satu keluarga, marga, rumah, suku, nenek moyang, bahasa, sejarah, dan juga satu asal usul.

Keluarga bagi suku Dani diibaratkan lima jari dengan manfaat yang sama. Jempol di tangan dianggap melambangkan keluarga. Sedangkan keempat jari lainnya yang bentuknya tidak sama tetap menjadi satu kesatuan. Jika salah satu bagiannya hilang maka unsur kebersamaan dan kekuatan pun hilang. Suku Dani menganggap potong jari sebagai adat yang wajib dilakukan. Mereka melakukannya dengan sadar dan tanpa paksaan. Saat ini tradisi potong jari sudah jarang dilakukan karena masuknya pengaruh agama di Papua. Namun jejaknya masih dapat ditemukan pada orang-orang tua yang menjalankan tradisi tersebut. Meski ekstrem dan menakutkan namun tradisi ini merupakan salah satu kekayaan budaya Masyarakat Indonesia yang beragam dan unik.

Cara Melakukan Iki Palek

Sebelum pemotongan jari dimulai, jari akan dililitkan pada seutas benang dan mereka akan membacakan mantra. Jari-jari mereka diikat dengan benang hingga jari-jari mereka mati rasa. Lalu dipotong saja untuk mengurangi darah yang keluar.

Pemotongan jari dapat dilakukan dengan dua cara,  pertama, perempuan dapat menggigit jarinya atau menggunakan kapak atau pisau. Setelah tradisi berakhir, luka tersebut dibalut dengan daun dan melalui proses penyembuhan alami yang diperkirakan berlangsung sekitar satu bulan. Ketika orang tuanya meninggal, dua ruas jarinya dipotong. Pada saat yang sama, hanya satu pergelangan kaki yang diamputasi untuk kerabatnya.

Kehidupan Suku Dani

Suku Dani sendiri diketahui telah mendiami kawasan Lembah Baliem selama ratusan tahun. Mereka berpropesi sebagai petani untuk menjalani kehidupan sehari hari.

Mereka bahkan memiliki kemampuan untuk menggunakan alat dan peralatan pertanian tradisional. Peralatan seperti kapak batu, pisau dari tulang binatang, bambu dan tombak dari kayu galian sangat kuat dan berat.

Selain bertani, sebagian masyarakat Dani juga mencari makan dengan berburu dan beternak. Babi merupakan hewan peliharaan favorit sehingga seringkali harganya bisa sangat mahal hingga ratusan juta rupiah.

Masyarakat Suku Dani masih mempertahankan tradisi dan budaya nenek moyang mereka. Mereka masih sering mengadakan upacara besar dan keagamaan dengan pesta babi sebagai penghormatannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *